Jenis Limbah Hasil Produksi Furniture
Limbah Industri Furniture
Limbah utama dari industri kayu atau furniture yang jelas adalah potongan - potongan kecil dan serpihan kayu dari hasil penggergajian serta debu dan serbuk gergaji. Limbah tersebut sangat sulit dikurangi, hanya bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin menjadi barang lain yang memiliki nilai ekonomis.
Limbah utama industri kayu:
A. Potongan kayu dan serbuk gergaji sebagai bahan dasar pembuatan perabot kayu.
Serbuk gergaji dan serpihan kayu dari proses produksi saat ini pada umumnya dimanfaatkan oleh pabrik sebagai bahan tambahan untuk membuat plywood, MDF (medium Density Fiber board) dan lembaran lain. Pada perusahaan dengan skala kecil dan lokasi yang jauh dari pabrik pembuat chipboard memanfaatkan limbah ini sebagai bahan tambahan pembakaran boiler di Kiln Dry. Sebagian pula dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai bahan bakar untuk industri yang lebih kecil seperti batu bata, kermaik atau dapur rumah tangga.
B. Limbah bahan finishing
Limbah terbanyak kedua setelah kayu yaitu limbah bahan finishing. Beberapa masih melakukan pembuangan secara tradisional ke sungai dan ke dalam tempat pembuangan tertentu di dalam area perusahaan tanpa mempertimbangkan dampak lingkungannya.
C. Limbah kimia sekunder
Sebagai hasil dari alat bantu dari sebuah industri kayu misal: accu dari mesin forklift, oli/pelumas bekas, lampu bekas, tinta dan lain-lain. Limbah ini belum begitu besar volumenya akan tetapi masih belum terkoordinasi dengan baik.
Kebanyakan dari sejumlah industri tidak benar2 'membuang' limbah ini keluar dari pabrik. Kadang - kadang hanya disimpan di sebuah area engineer atau gudang barang bekas dan ditumpuk bersama - sama dengan peralatan bekas yang lain.
Rekomendasi pengolahan limbah yang dapat dilakukan oleh pabrik furniture yaitu
1. Pengolahan limbah serbuk kayu
Untuk mengurangi limbah hasil furniture ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan kembali serbuk kayu tersebut untuk membuat produk baru yang memiliki nilai jual. Seperti papan yang berasal dari serbuk kayu yang dipadatkan sehingga papan-papan tersebut dapat kembali digunakan untuk meja belajar atau meja rias dan lainnya yang memiliki nilai jual. Atau bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk industry yang memerlukan bahan bakar yang banyak seperti industry batu bata dan lainnya.
2. Pengolahan limbah bahan finishing
limbah pada industri furniture merupakan bahan organik yang komponen utamanya adalah senyawa sellulose yang sangat berpotensi dijadikan bahan baku pada industri etanol (alkohol) substitusi bahan bakar.
Pertama, senyawa sellulose dikoversi menjadi sakarida atau gula melalui proses sakarifikasi dengan asam pekat. Padatan yang tidak terdekomposisi yaitu senyawa lignin, dipisahkan dari larutan sakarida pada unit filtrasi, selanjutnya lignin dijadikan bahan bakar padat. Asam yang terikut bersama larutan sakarida diambil pada unit rekoveri asam, kemudian dikembalikan ke tangki sakarifikasi untuk digunakan lagi.
Larutan sakarida hasil proses sakarifikasi dimana komponen utamanya adalah glukosa, selanjutnya difermentasi menjadi etanol pada bioreaktor.
Air limbah ini kemudian digunakan lagi pada proses produksi setelah diolah melalui beberapa tahapan proses penetralan asam, penguraian polutan-polutan karbon organik dan senyawa-senyawa ammonia.
Limbah utama dari industri kayu atau furniture yang jelas adalah potongan - potongan kecil dan serpihan kayu dari hasil penggergajian serta debu dan serbuk gergaji. Limbah tersebut sangat sulit dikurangi, hanya bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin menjadi barang lain yang memiliki nilai ekonomis.
Limbah utama industri kayu:
A. Potongan kayu dan serbuk gergaji sebagai bahan dasar pembuatan perabot kayu.
Serbuk gergaji dan serpihan kayu dari proses produksi saat ini pada umumnya dimanfaatkan oleh pabrik sebagai bahan tambahan untuk membuat plywood, MDF (medium Density Fiber board) dan lembaran lain. Pada perusahaan dengan skala kecil dan lokasi yang jauh dari pabrik pembuat chipboard memanfaatkan limbah ini sebagai bahan tambahan pembakaran boiler di Kiln Dry. Sebagian pula dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai bahan bakar untuk industri yang lebih kecil seperti batu bata, kermaik atau dapur rumah tangga.
B. Limbah bahan finishing
Limbah terbanyak kedua setelah kayu yaitu limbah bahan finishing. Beberapa masih melakukan pembuangan secara tradisional ke sungai dan ke dalam tempat pembuangan tertentu di dalam area perusahaan tanpa mempertimbangkan dampak lingkungannya.
C. Limbah kimia sekunder
Sebagai hasil dari alat bantu dari sebuah industri kayu misal: accu dari mesin forklift, oli/pelumas bekas, lampu bekas, tinta dan lain-lain. Limbah ini belum begitu besar volumenya akan tetapi masih belum terkoordinasi dengan baik.
Kebanyakan dari sejumlah industri tidak benar2 'membuang' limbah ini keluar dari pabrik. Kadang - kadang hanya disimpan di sebuah area engineer atau gudang barang bekas dan ditumpuk bersama - sama dengan peralatan bekas yang lain.
Rekomendasi pengolahan limbah yang dapat dilakukan oleh pabrik furniture yaitu
1. Pengolahan limbah serbuk kayu
Untuk mengurangi limbah hasil furniture ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan kembali serbuk kayu tersebut untuk membuat produk baru yang memiliki nilai jual. Seperti papan yang berasal dari serbuk kayu yang dipadatkan sehingga papan-papan tersebut dapat kembali digunakan untuk meja belajar atau meja rias dan lainnya yang memiliki nilai jual. Atau bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk industry yang memerlukan bahan bakar yang banyak seperti industry batu bata dan lainnya.
2. Pengolahan limbah bahan finishing
limbah pada industri furniture merupakan bahan organik yang komponen utamanya adalah senyawa sellulose yang sangat berpotensi dijadikan bahan baku pada industri etanol (alkohol) substitusi bahan bakar.
Pertama, senyawa sellulose dikoversi menjadi sakarida atau gula melalui proses sakarifikasi dengan asam pekat. Padatan yang tidak terdekomposisi yaitu senyawa lignin, dipisahkan dari larutan sakarida pada unit filtrasi, selanjutnya lignin dijadikan bahan bakar padat. Asam yang terikut bersama larutan sakarida diambil pada unit rekoveri asam, kemudian dikembalikan ke tangki sakarifikasi untuk digunakan lagi.
Larutan sakarida hasil proses sakarifikasi dimana komponen utamanya adalah glukosa, selanjutnya difermentasi menjadi etanol pada bioreaktor.
Air limbah ini kemudian digunakan lagi pada proses produksi setelah diolah melalui beberapa tahapan proses penetralan asam, penguraian polutan-polutan karbon organik dan senyawa-senyawa ammonia.
sumber : https://alimudinharahap.wordpress.com/2014/12/28/proposal-pengolahan-limbah-mebel/
Komentar
Posting Komentar